Untuk ketiga kalinya kejuaraan Daerah Pencak Silat NU Pagar Nusa
digelar. Turnamen yang diadakan Perguruan Pencak SIlat Pagar Nusa untuk
memperingati Maulid Nabi Muhammad tersebut pertama kali digelar pada
tahun 2013, dam sejak 2014 lalu, kejuaraan ini diadakan di Pondok
Pesantren Azzuhri asuhan Gus Lukman, Jalan Ketileng Raya No 13 A
Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang.
Dalam kejurda ini dipertandingkan tujuh partai dari keseluruhan 120
partai. Kabupaten Kudus merajai pemuncak setelah tiga wakilnya di
masing-masing nomor meraih gelar juara.
“Sudah tiga hari ini, sejak Jumat (2/1) lalu, sampai finalnya hari
ini. Total peserta ada 450 pesilat, yang usianya terentang dari SMP
hingga SMA,” kata ketua panitia Sulatin Mustofa.
“Harapan kami dengan digelarnya kejuaraan ini adalah munculnya juara
pencak silat yang bisa memotivasi adik-adik mereka,” lanjutnya.
Sementara Gus Lukman yang turut menyaksikan jalannya partai final
menambahkan, beladiri Pagar Nusa pertama kali digunakan oleh para
pendahulu yang merupakan tokoh-tokoh Nahdatul Ulama untuk melawan
penjajah. Lelaki berusia 32 tahun tersebut juga mengatakan, setiap jurus
dalam beladiri Pagar Nusa dirangkum sendiri oleh para sesepuh NU dengan
disesuaikan pada ucapan zikir.
“Jika kita perhatikan, setiap gerakan dalam Pagar Nusa diiringi
seruan hu! Ini bukan tanpa arti, karena hu bermakna dengan dalam bahasa
Arab, jadi hujalallah atau bersama Allah,” jelasnya.
Menurut Gus Lukman, kendati saat ini bangsa Indonesia sudah tidak
dijajah, namun semangat Pagar Nusa untuk membasmi penjajahan tetap ada,
tepatnya melawan penjajahan atas diri sendiri. Pencak silat, masih
menurut Gus Lukman, merupakan ajang untuk mengerem hawa nafsu.
“Rasul pernah berkata, setelah perang Badar, aka nada perang yang
tidak kalah dahsyat, yaitu perang melawan diri sendiri. Pagar Nusa
membentengi kita untuk menahan amarah dan hal-hal negatif semacam itu,”
ungkapnya.
Dalam final tersebut, M Sahid Pradana asal Kudus menjadi juara di
kelas dewasa. Sementara di nomor remaja putra A muncul Tri Indra
Febriyanto, juga asal Kudus, dan Febria Puspa Ariesta (Banyumas) untuk
nomor remaja putrid A. Bebebrapa juara di nomor lain adalah Bahtiar
Effendi (remaja putra C/ DI Yogyakarta), Arum maharani (remaja putrid
c/Kudus), Satria Putra Wibawa (remaja putra D/DIY), dan Girliani Daffa
(remaja putri D). (*)
0 comments:
Post a Comment